Sebuah sebuah zat yang diciptakan Tuhan berdiri sendiri tanpa bisa dipaksakan adanya. Tak akan mampu siapapun menghentikan jalannya bahkan sekedar menghambatpun takkan bisa. Pada posisi inilah cinta tak pernah salah, dia berdiri sendiri apa adanya. Tanpa melawan, tak merasakan derita akan penindasan dan penipuan. Sekali lagi dia berdiri sendiri sehingga dia tidak akan hilang ditelan perubahan zaman. Tak lekang oleh waktu, tak butuh ruang khusus untuk tumbuh dan berkembang. Dia alamiah datang karena memang diciptakan sebagai warna khusus dunia.
Namun manusia sebagai pelaku, penikmat bahkan pendusta cinta sekalipun akan merasakan adanya tanpa terkecuali. Sebegitu spesialnya zat ini, sebagai warna dia akan bisa merubah segalanya. Dari warna putih menjadi hitam, abu-abu menjelma terang benderang, dari tak berwarna sama sekalu bisa tercipta pelangi indah. Itulah cinta, sebuah zat khusus yang tidak bisa dicerna dan dilumat untuk dihabiskan lalu dibuang seperti nasi, kopi maupun rokok.
Ketika dia datang memasuki setiap relung jiwa manusia, dia menjelma menjadi sebuah roh yang akan mampu menguasai manusia itu sendiri. Sehingga terjadilah perang, baku hantam, perdamaian, kesejukan suasana, bisa tercipta karena datangnya cinta. Jadilah manusia menjadi makhluk yang mabuk kepayang, yang mampu menciptakan gubahan lagu, syair, dawai, sajak, pantun serta apapun yang bisa mengungkapkan ketika sihir cinta datang melanda.
Manusia pada dasarnya adalah penikmat saja. Dia tak akan mampu merubah dan mengusir apalagi melenyapkan adanya. Namun terkadang manusia seperti yang menciptakan zat yang bernama cinta itu. Dia mempermainkannya seperti barang mainan yang ia buat sendiri. Mereka seperti mencoba menjadi Tuhan dengan menciptakan sesuatu yang sejatinya adalah barang ciptaan jadi, bukan bahan mentah yang bisa diolah dan dirubah. Marilah sejenak kita merenung, sudahkah kita memposisikan cinta pada posisi sebenarnya, tidak memindahkannya apalagi mencoba mencederainya atas nama cinta sejati. Semoga kita menjadi lebih mawas dalam memaknai sesuatu.
No comments:
Post a Comment