Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Kepadamu calon istri ku …
Aku ingin menjadi lelaki terakhir dalam hidup mu, menikah adalah keharusan yang harus kita jalani untuk menyempurnakan agama kita, tapi aku tidak mau menikah hanya membuat kufur nikmat kepada-Nya, tidak menjadikanmu wanita yang istimewa seperti Aisyah, tidak menjadi adil bagimu dan keluargamu. Aku tidak menginginkan itu, yang aku inginkan adalah dapat membahagiakan mu di Dunia yang sesaat ini dan harus wajib membahagiakan mu di Akhirat yang kekal nantinya.
Seorang wanita, yaitu kamu …
Maafkan aku jika aku telah menyakiti mu lewat ucapan atau tingkah lakuku dan bukan untuk ingin melukai perasaanmu, tetapi itu semua, hanya keegoisan ku sebagai lelaki, jumawa ku sebagai pendampingmu, dan kesombongan ku sebagai Adam.
Duhai wanita, yaitu kamu …
Kadang memang aku marahku secara berlebihan, tidak melihat kamu sebagai mahluk yang harus aku kasihi bukan dizalimi, semoga Ya Rabbi tidak akan membalas atas kekasaranku kepadamu. Hanyalah permintaan maaf yang ingin aku ucapkan dengan setulus hati dengan berharap bahwa kamu masih menjadikan ku sebagai lelakimu, sebagai penuntun jalanmu, dan sebagai seorang Adam dalam keluarga mu.
Maafkan atas semua salah yang telah aku perbuat, atau nanti yang belum aku lakukan. Karena aku hanyalah lelaki yang selalu ditemani oleh syetan untuk membuat ku lupa akan derajatku dan keinginanku untuk menjaga dan mengasihi kamu sebagai titipan-Nya untukku.
Maafkan aku wahai wanita, bila emosi ini membuatmu geram
Maafkan aku wahai wanita, jika amarah ini membuatmu terisak tangis
Maafkan aku wahai wanita, dalam hari-hari kedepan nantinya
Maafkan aku wahai wanita, untuk segala khilaf dan nafsuku
Maafkan aku wahai pendamping surga ku kelak, maaf dan maaf
Kepada mu, wanita …
Kadang kehidupan ini memaksaku untuk melupakan apa yang menjadi tanggung jawab besarku kepada-Nya, melupakan yang seharusnya aku jalankan, penuh dengan rasa bersyukur atas nikmat-Nya. Entah apa yang telah membuatku alfa atas segala yang telah aku nikmati selama ini. Aku telah dipertemukan dengan kamu kembali, aku yang kadang alfa bagaimana cara untuk berterima kasih kepada-Nya.
Kepada mu, wanita …
Ingatkan aku jikalau mata ini selalu bermimpi dan bukan untuk menjadi tawakal,
Ingatkan aku jika lisan ini mengucapkan sesuatu yang menjerumuskan kita kepada Neraka-Nya,
Ingatkan aku untuk terus melangkahkan kaki ini kepada Jalan-Nya bersama mu dan keluarga kecil kita,
Ingatkan ketika aku terlalu senang mencari kenikmatan dunia semu ini,
Ingatkan aku wanitaku bahwa aku menjadikanmu pendampingku karena rasa cinta ku kepada-Nya,
Ingatkan aku untuk tetap menjadi penerang hari-hari kita, menjadi awan yang menutupi segala kemuraman dunia.
Untuk mu, calon istri ku …
Maafkan jika nanti saat meng-Ijab mu aku tidak membuat sesuatu yang istimewa dalam hari istimewa kita, karena dasarku untuk meng-Ijab mu adalah bukan untuk kenikmatan sesaat tetapi akupun tidak juga ingin melewatkan hari special tersebut. Yang pasti aku akan meniatkan bila saat tibanya nanti aku akan mengajak semua ciptaan-Nya untuk berseru dan mendoakan untuk Sakinah Warahmah Ma Waddah bagi kita berdua dan untuk keluarga kita berdua. Amin…Amin…Ya Rabbal Alamiin
Wassalamu’alaikum WR. WB.
No comments:
Post a Comment