18 July 2010

Chating dengan "TUHAN"

TUHAN : Kamu memanggilKu ?

AKU: Memanggilmu? Tidak.. Ini siapa ya?

TUHAN : Ini TUHAN. Aku mendengar doamu. Jadi Aku ingin berbincang-
bincang denganmu.

AKU: Ya, saya memang sering berdoa, hanya agar saya merasa lebih
baik. Tapi sekarang saya sedang sibuk, sangat sibuk.

TUHAN : Sedang sibuk apa? Semut juga sibuk.

AKU: Nggak tau ya. Yang pasti saya tidak punya waktu luang
sedikitpun. Hidup jadi seperti diburu-buru. Setiap waktu telah
menjadi waktu sibuk.

TUHAN : Benar sekali. Aktifitas memberimu kesibukan. Tapi
produktifitas memberimu hasil. Aktifitas memakan waktu,
produktifitas membebaskan waktu.

AKU: Saya mengerti itu. Tapi saya tetap tidak dapat menghindarinya.
Sebenarnya, saya tidak mengharapkan Tuhan mengajakku chatting
seperti ini.

TUHAN : Aku ingin memecahkan masalahmu dengan waktu, dengan memberimu
beberapa petunjuk. Di era internet ini, Aku ingin menggunakan medium
yang lebih nyaman untukmu daripada mimpi, misalnya.

AKU: OKE, sekarang beritahu saya, mengapa hidup jadi begitu rumit?

TUHAN : Berhentilah menganalisa hidup. Jalani saja. Analisa lah yang
membuatnya jadi rumit.

AKU: Kalau begitu mengapa kami manusia tidak pernah merasa senang?

TUHAN : Hari ini adalah hari esok yang kamu khawatirkan kemarin. Kamu
merasa khawatir karena kamu menganalisa. Merasa khawatir menjadi
kebiasaanmu. Karena itulah kamu tidak pernah merasa senang.

AKU: Tapi bagaimana mungkin kita tidak khawatir jika ada begitu
banyak ketidakpastian.

TUHAN : Ketidakpastian itu tidak bisa dihindari. Tapi kekhawatiran
adalah sebuah pilihan.

AKU: Tapi, begitu banyak rasa sakit karena ketidakpastian.

TUHAN : Rasa Sakit tidak bisa dihindari, tetapi Penderitaan adalah
sebuah pilihan.

AKU: Jika Penderitaan itu pilihan, mengapa orang baik selalu
menderita?

TUHAN : Intan tidak dapat diasah tanpa gesekan. Emas tidak dapat
dimurnikan tanpa api. Orang baik melewati rintangan, tanpa
menderita. Dengan pengalaman itu, hidup mereka menjadi lebih baik
bukan sebaliknya.

AKU: Maksudnya pengalaman pahit itu berguna?

TUHAN : Ya. Dari segala sisi, pengalaman adalah guru yang keras. Guru
pengalaman memberi ujian dulu, baru pemahamannya.

AKU: Tetapi, mengapa kami harus melalui semua ujian itu? Mengapa
kami tidak dapat hidup bebas dari masalah?

TUHAN : Masalah adalah Rintangan yang ditujukan untuk meningkatkan
kekuatan mental (Purposeful Roadblocks Offering Beneficial Lessons
(to)Enhance Mental Strength). Kekuatan dari dalam diri bisa keluar
dari perjuangan dan rintangan, bukan dari berleha-leha.

AKU: Sejujurnya ditengah segala persoalan ini, kami tidak tahu
kemana harus melangkah…

TUHAN : Jika kamu melihat keluar, maka kamu tidak akan tahu kemana
kamu melangkah. Lihatlah ke dalam. Melihat keluar, kamu bermimpi.
Melihat ke dalam, kamu terjaga. Mata memberimu penglihatan. Hati
memberimu arah.

AKU: Kadang-kadang ketidakberhasilan membuatku menderita. Apa yang
dapat saya lakukan?

TUHAN : Keberhasilan adalah ukuran yang dibuat oleh orang lain.
Kepuasan adalah ukuran yang dibuat olehmu sendiri. Mengetahui tujuan
perjalanan akan terasa lebih memuaskan daripada mengetahui bahwa kau
sedang berjalan. Bekerjalah dengan kompas, biarkan orang lain
berkejaran dengan waktu.

AKU: Di dalam saat-saat sulit, bagaimana saya bisa tetap termotivasi?

TUHAN : Tetaplah melihat sudah berapa jauh saya berjalan, daripada
masih berapa jauh saya harus berjalan. Selalu hitung yang harus kau
syukuri, jangan hitung apa yang tidak kau peroleh.

AKU: Apa yang menarik dari manusia?

TUHAN : Jika menderita, mereka bertanya “Mengapa harus aku?”.
Jika mereka bahagia, tidak ada yang pernah bertanya “Mengapa harus aku?”.

AKU: Kadang kala saya bertanya, siapa saya, mengapa saya disini?

TUHAN : Jangan mencari siapa kamu, tapi tentukanlah ingin menjadi
apa kamu. Berhentilah mencari mengapa saya di sini. Ciptakan tujuan
itu. Hidup bukanlah proses pencarian, tapi sebuah proses penciptaan.

AKU: Bagaimana saya bisa mendapat yang terbaik dalam hidup ini?

TUHAN : Hadapilah masa lalu mu tanpa penyesalan. Peganglah saat ini
dengan keyakinan. Siapkan masa depan tanpa rasa takut.

AKU: Pertanyaan terakhir. Seringkali saya merasa doa-doaku tidak
dijawab.

TUHAN : Tidak ada doa yang tidak dijawab. Seringkali jawabannya
adalah TIDAK.

AKU: Terima Kasih Tuhan atas chatting yang indah ini.

TUHAN : Oke. Teguhlah dalam iman, dan buanglah rasa takut. Hidup
adalah misteri untuk dipecahkan, bukan masalah untuk diselesaikan.
Percayalah padaKu. Hidup itu indah jika kamu tahu cara untuk hidup.

17 July 2010

Ketika Allah Berkata "TIDAK"

Ya Allah, ambillah kesombonganku dariku
Allah berkata, "Tidak. Bukan Aku yang mengambil, tapi kau yang harus menyerahkannya."

Ya Allah, beri aku kesabaran
Allah berkata, "Tidak. Kesabaran didapat dari ketabahan dalam menghadapi cobaan; tidak diberikan, kau harus meraihnya sendiri."

Ya Allah, beri aku kebahagiaan
Allah berkata, "Tidak. Kuberi keberkahan, kebahagiaan tergantung kepadamu sendiri untuk menghargai keberkahan itu."

Ya Allah, jauhkan aku dari kesusahan
Allah berkata, "Tidak. Penderitaan menjauhkanmu dari jerat duniawi dan mendekatkanmu pada Ku."

Ya Allah, beri aku segala hal yang menjadikan hidup ini nikmat
Allah berkata, "Tidak. Aku beri kau kehidupan supaya kau menikmati segala hal."

Ya Allah, bantu aku MENCINTAI orang lain, sebesar cintaMu padaku
Allah berkata... "Akhirnya kau mengerti !"

Kadang kala kita berpikir bahwa Allah tidak adil, kita telah susah payah memanjatkan doa, meminta dan berusaha, pagi-siang-malam, tapi tak ada hasilnya. Kita mengharapkan diberi pekerjaan, puluhan-bahkan ratusan lamaran telah kita kirimkan tak ada jawaban sama sekali -- orang lain dengan mudahnya mendapatkan pekerjaan. Kita sudah bekerja keras dalam pekerjaan mengharapkan jabatan, tapi justru orang lain yang mendapatkannya-tanpa susah payah.

Kita mengharapkan diberi pasangan hidup yang baik dan sesuai, berakhir dengan penolakan dan kegagalan, orang lain dengan mudah berganti pasangan. Kita menginginkan harta yang berkecukupan, namun kebutuhanlah yang terus meningkat.

Coba kita bayangkan diri kita seperti anak kecil yang sedang demam dan pilek, lalu kita melihat tukang es. Kita yang sedang panas badannya merasa haus dan merasa dengan minum es dapat mengobati rasa demam (maklum anak kecil). Lalu kita meminta pada orang tua kita (seperti kita berdoa memohon pada Allah) dan merengek agar dibelikan es. Orangtua kita tentu lebih tahu kalau es dapat memperparah penyakit kita. Tentu dengan segala dalih kita tidak dibelikan es. Orangtua kita tentu ingin kita sembuh dulu baru boleh minum es yang lezat itu. Begitu pula dengan Allah, segala yang kita minta Allah tahu apa yang paling baik bagi kita. Mungkin tidak sekarang, atau tidak di dunia ini Allah mengabulkannya. Karena Allah tahu yang terbaik yang kita tidak tahu. Kita sembuhkan dulu diri kita sendiri dari "pilek" dan "demam".... dan terus berdoa.

Bismillah....

Benar kata orang, bahwa satu-satunya obat mujarab yang dapat mengobati luka hati hanyalah waktu. Lambat laun sang waktu akan mengaburkan wajah kekasih yang terus-menerus menghantui, mulai dari awal perkenalan sampai kenangan yang terbingkai indah dalam sebuah lamaran. Sang waktu pula yang mengenyahkan dongeng sakit hati k...ala lamaran ku terim,a namun ia tak lagi memperhatikan dengan segudang rutinitas melenakan. Cinta, terlalu sadis caramu mencungkilnya dari relung hati yang tadinya normal menjadi abnormal. Sampai kapanpun, aku akan tetap mengingat kisah itu. Dia telah menorehkan sejarah dengan tinta emas sebagai kenangan terindah sekaligus memilukan.

Sekarang diusiaku yang mulai beranjak dewasa, begitu kata orang kebanyakan. Usia yang cukup bagiku untuk menuju sebuah jenjang pernikahan. Dengan balutan melati menghiasi pelaminan. Wah....indah, sudahlah itu sebuah harapan yang menanti untuk kurajut, tunggu saja aku sedang memintal benang halus untuk mewujudkannya. Kini aku sedang menikmati masa lajangku.

Namun sungguh, dalam heningnya malamku, aku tak henti menjerit padaMU :

Aku tak pernah mengerti
Mengapa harus tersakiti
Dalam benak aku merasa tak membuat kesalahan untuk masalah hati

Tak cukupkah penjagaanku terhadap hati selama ini?
Apa yang kurang, apa yang salah?
Bergelayut tanda tanya membentuk masa ribuan kalimat padaNya

Astaghfirullah...
Aku kerdil, maka aku merasa perlu bertanya
Tapi setiap klimatku bukanlah tanya benar
Lebih pada sebuah tuntutan
Bahwa semua yang kulakukan selama ini adalah benar

Ampun Allah...
Aku tak punya muka untuk sekedar bertanya
Ampun Allah...
Aku tak punya hak untuk menyalahkan arah
Ampun ya Allah...
Aku menjalani apa yang Kau kehendaki


Lepas dari semua itu
Sungguh aku masih berkabung dalam kecewaku
Hari nyataku menjadi semu
Bayang tak kejelasan putusanku mencabik separuh hidupku

Tidak...
Allah..Kau ciptakan hamba untuk bahagia
Allah..Kau tak pernah lupa beri aku kasih sayang
Allah..Kau beri ujian karena aku mampu mengemban
Allah..tak ada ketersiaan atas setiap jalan yang kau arahkan

Sandungan bukanlah batu besar
Hanya kerikil yang jauh lebih kecil namun tajam
Aku hanya lengah, karena terlalu asik merlangkah
Terlena oleh rayuan insan yang kini hanya menjadi bayang

Terima kasih Allah kau bangunkan aku dengan lembut
Hingga aku tak terlarut dalam mimpi buruk
Saatnya aku menatap nyataku
Karena mimpi adalah maya dalam tidurku

Akan ku tunjukkan bahwa aku sehat
Akan ku tunjukkan bahwa aku kuat
Akan ku tunjukkan bahwa aku masih mengulum senyum
Akan ku tunjukkan bahwa aku masih bisa menebar cinta pada sesama

Allah...hidup ini terlalu indah untuk disia-siakan, aku tak boleh kalah hanya karena sebuah masalah. Maka ku katakan pada diri ini :

Hai diri, ketika aku masih bertemu pagi,
Dan ku putuskan untuk berdiri menghadapi,
Berjuang dengan hati di jalan Illahi,
Bukan demi diriku sendiri,
Maka saat itu,
Aku telah mengakhiri hari,
Dengan satu lagi kemenangan sejati

Baiklah...ku ucap Bismillah untuk menata hati, ini juga kalimat yang sama untuk mengawali hari, aku tak perlu risau akan masa depan dan pelaminan. Karena semua telah mulai kurajut dari sekarang. Allah...Kau Maha Tahu setiap kekuatan dan kemampuanku berikhtiar, maka setiap senyum akan ku sunggingkan untuk sebuah perubahan. Untuk pelaminan ? aku percaya janji Allah nyata akan pasangan jiwa, mungkin bukan dia yang telah membuatku kecewa, namun Allah menyiapkan sang bidadari pujaan yang akan menjemputku dengan kebahagiaan, Amin.